Minggu, 22 April 2018

Batik Air A320 Jakarta Yogyakarta Business Class Review

Mengejar Sang Ratu Angkasa: Perkenalan
Mengejar Sang Ratu Angkasa: Strategi
Youniq Hotel Kuala Lumpur International Airport Review
Cathay Pacific Kuala Lumpur International Airport Lounge Review
Malaysia Airlines Golden Lounge Regional Kuala Lumpur International Airport Review
Malaysia Airlines A350-900 Kuala Lumpur - Bangkok Business Class Review
Aranta Hotel Suvarnabhumi Review
Eva Air Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Singapore Airlines SilverKris Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Thai Airways Royal Silk Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Thai Airways B747 Bangkok - Singapore Business Class Review
The Green Market Singapore Changi Review
Singapore Airlines A350-900 Singapore - Jakarta Business Class Review
Best Western Premier The Hive Review
Batik Air A320 Jakarta Yogyakarta Business Class Review

Ini merupakan pengalaman pertama saya terbang dari bandara Halim Perdanakusuma, saya sendiri datang sudah mepet waktu boarding. Sehingga agak terburu-buru. Untungnya saya sudah web checkin sehingga ketika sampai konter check in kelas bisnis yang sudah sepi, mbak penjaga sudah siap dengan boarding pass saya lalu dengan sigap mengantar saya menuju landasan. Ketika berjalan menuju ke pemeriksaan xray kedua saya di tawari untuk masuk ke lounge Batik, tapi akhirnya tidak sempat karena pesawat sudah boarding, dan saya terakhir masuk kedalam pesawat. Saya selalu web check in untuk penerbangan Lion Grup karena pernah tidak boleh terbang meskipun hanya terlambat 5 menit dari waktu terakhir check in.
Bulkhead seat di Batik Air Business Class
Kursi saya di 3A Batik Air Business Class
Kabin Batik Air Business Class
Pemandangan dari kursi 3A Batik Air Business Class
Sore itu selain saya ada 3 orang penumpang lain di kabin kelas bisnis. Kabin kelas bisnis Batik Air mempunyai 12 kursi dengan konfigurasi 2-2. Kursinya cukup lebar dan nyaman untuk di duduki dengan legroom yang lumayan lega dengan layar lcd yang tertanam di belakang kursi.
Monitor LCD Batik Air Business Class
Kompartemen tempat menyimpan meja makan di kabin Batik Air Business Class
Colokan untuk charge gadget di kabin Batik Air Business Class
Isi seat pocket Batik Air Business Class
Peta perjalanan
Begitu saya duduk kemudian di tawarkan minuman selamat datang, kali ini saya memilih jus jambu merah. Pramugari Batik Air kelas bisnis untuk penerbangan kali ini cantik-cantik dan masih muda dengan model baju bergaya kemben semi terbuka, sedangkan untuk yang kelas ekonomi bajunya sudah menutup sampai leher. Mbak-mbak pramugari ini tidak menyebut nama penumpang, sesuatu yang lazim di ucapkan oleh pramugari kelas bisnis. Selain itu juga tidak memakai name tag. Setelah jus jambu merah datang hot towel. Pesawat berangkat tepat waktu sesuatu yang jarang di lakukan oleh saudara se grupnya. 
Jus jambu merah sebagai welcome drink Batik Air Business Class
Penampakan snack Batik Air Business Class
Kopi hitam encer di Batik Air Business Class
Untuk penerbangan ini Batik Air menyediakan snack yang berisi lumpia, 2 buah nugget dan roti coklat. Rasanya? Sangat biasa, berasa snack murah yang dapat di beli di pasar becek. Saya kemudian minta kopi hitam dan datang dengan kebanyakan air sehingga encer. 
WC duduk di Batik Air Business Class
Tombol flush dan tisu toilet Batik Air Business Class
Wasthafel Batik Air Business Class
Stock tisu di toilet Batik Air Business Class
Bunga plastik sebagai pemanis toilet Batik Air Business Class
Bagaimana dengan toiletnya? Ukuran standar, cukup bersih tapi tanpa tersedia amenities yang biasa terdapat di penerbangan kelas bisnis maskapai lain.

Kesimpulan

Harga yang murah, on time performance yang cukup baik dan pramugari cantik boleh di jadikan alasan untuk memilih batik air kelas bisnis. Tapi keramahan pramugari dan menu makan yang rasa dan tampilannya biasa saja menjadi nilai minus. 

Apakah kamu pernah naik penerbangan Batik Air Kelas Bisnis? Bagaimana kesanmu?

Minggu, 08 April 2018

Best Western Premier The Hive Review

Mengejar Sang Ratu Angkasa: Perkenalan
Mengejar Sang Ratu Angkasa: Strategi
Youniq Hotel Kuala Lumpur International Airport Review
Cathay Pacific Kuala Lumpur International Airport Lounge Review
Malaysia Airlines Golden Lounge Regional Kuala Lumpur International Airport Review
Malaysia Airlines A350-900 Kuala Lumpur - Bangkok Business Class Review
Aranta Hotel Suvarnabhumi Review
Eva Air Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Singapore Airlines SilverKris Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Thai Airways Royal Silk Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Thai Airways B747 Bangkok - Singapore Business Class Review
The Green Market Singapore Changi Review
Singapore Airlines A350-900 Singapore - Jakarta Business Class Review
Best Western Premier The Hive Review
Batik Air A320 Jakarta Yogyakarta Business Class Review


Best Western Premier The Hive terletak satu gedung dengan Tamansari Hive sebuah gedung yang berisi banyak tempat makan dengan Wikiwikiwok, semacam foodcourt yang di inisiasi legenda kuliner William Wongso, sebagai daya tarik utama. Selain itu ada juga mini market dan café. Stasiun Jatinegara dan bandara Halim Perdanakusumah juga dekat dengan hotel ini. Jadi lokasi merupakan keunggulan utama Best Western Premier The Hive. Dari parkiran mobil perlu berpindah lift untuk menuju lobby Best Western Premier The Hive yang terletak di lantai 5. Saya sendiri sampai hotel sekitar jam 8 malam.
Resepsionis Best Western Premier The Hive dengan hiasan ornamen Natal
Sofa di lobby Best Western Premier The Hive
Pohon Natal di lobby Best Western Premier The Hive
Lobby Best Western Premier The Hive sudah berhiaskan pohon Natal dengan welcome drink dan toples berisi kue serta sofa dan tv untuk menunggu. Proses check in berjalan lancar dengan deposit Rp 300,000 walau tanpa minibar di kamar. Saya sendiri mendapat kamar di lantai 18. Dan untuk naik turun menggunakan lift perlu menunggu beberapa saat. Kesan pertama begitu memasuki kamar saya adalah hotel ini kurang terawatt, karena terkesan kamarnya berasal dari hotel yang sudah berumur cukup lama. Bau tidak enak langsung menyeruak dari toilet. Dan AC juga tidak terasa dingin meskipun sudah di mentokin 16 derajat. 
Lorong lantai 18 Best Western Premier The Hive
Kasur yang saya potret pagi hari sehabis bangun tidur di Best Western Premier The Hive
Sofa, kulkas, pembuat air panas di Best Western Premier The Hive
Kettle pemanas dan mug untuk membuat teh, kopi
Kulkas mini tanpa isi Best Western Premier The Hive
Kasurnya sendiri cukup empuk untuk di tiduri, Kamarnya mempunyai luas yang lumayan lega dengan perlengkapan yang cukup komplit dengan kulkas, pemanas air dan sofa ada di pojokan kamar. Hanya saja banyak debu di beberapa spot kamar. Ketika mandi air juga meluber keluar dari bilik kaca, washtafel juga terlihat tidak bersih. 
Wastafel dan wc duduk di kamar Best Western Premier The Hive
Shower room di kamar Best Western Premier The Hive
Saya sendiri langsung tertidur sehingga baru sempat mengabadikan suasana kamar pagi harinya ketika sudah bangun. Meskipun tidak di hari libur apalagi long weekend, hotel ini cukup laris karena pagi harinya saya mendapatkan selebaran yang berisi pengumuman jika hotel full booked sehingga tidak diperbolehkan untuk late checkout dan atau memperpanjang masa tinggal. 
Pemandangan dari kamar saya di Best Western Premier The Hive
Pemandangan dari kamar saya di Best Western Premier The Hive
Kolam renang utama, di depannya merupakan ruang untuk sarapan di Best Western Premier The Hive
Pemandangan kolam renang Best Western Premier The Hive
Tower Best Western Premier The Hive dari kolam renang
Kolam renang utama yang terletak di pintu sebelah lobby juga lumayan oke karena cukup panjang walau tidak terlalu lebar. Selain itu juga terdapat kolam dengan ukuran lebih kecil untuk anak-anak. Sarapan yang di sediakan mempunyai banyak variasi tapi beberapa menu yang saya coba tidak cukup enak di lidah saya.

Kesimpulan

Hotel yang mempunyai lokasi yang strategis hanya saja perawatan kamar perlu di perbaiki.

Apakah kamu pernah menginap di Best Western Premier The Hive? Bagaimana kesanmu?