Selasa, 27 Maret 2018

Singapore Airlines A350-900 Singapore - Jakarta Business Class Review

Mengejar Sang Ratu Angkasa: Perkenalan
Mengejar Sang Ratu Angkasa: Strategi
Youniq Hotel Kuala Lumpur International Airport Review
Cathay Pacific Kuala Lumpur International Airport Lounge Review
Malaysia Airlines Golden Lounge Regional Kuala Lumpur International Airport Review
Malaysia Airlines A350-900 Kuala Lumpur - Bangkok Business Class Review
Aranta Hotel Suvarnabhumi Review
Eva Air Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Singapore Airlines SilverKris Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Thai Airways Royal Silk Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Thai Airways B747 Bangkok - Singapore Business Class Review
The Green Market Singapore Changi Review
Singapore Airlines A350-900 Singapore - Jakarta Business Class Review
Best Western Premier The Hive Review
Batik Air A320 Jakarta Yogyakarta Business Class Review 

SilverKris Lounge bandara Changi Singapore


SilverKris Lounge terminal 3 menjadi favorit saya karena lounge ini lebih baru di bandingkan dengan sodaranya di terminal 2. Segera setelah melewati proses screening saya kemudian langsung menuju ke kamar mandi. 

Amenities komplet di kamar mandi SilverKris Lounge Changi
Parfum dan body lotion dari Miller Harris
Shower dengan sabun sampoo pencetan
Amenities sangat lengkap dari handuk yang masih di bungkus plastik, sikat gigi, odol dan moutwash serta parfum dengan body lotion yang sekarang menggunakan merk Miller Harris dari yang sebelumnya L'occitane. Miller Harris mempunyai aroma kulit jeruk yang menyegarkan. Hanya sayangnya shampoo dan sabun masih menggunakan sistem pencetan seperti kamar mandi hotel-hotel budget. Ketika selesai mandi saya kaget karena air meluber keluar padahal pintu kaca sudah tertutup dengan rapat, tampaknya system pembuangan tidak berjalan dengan baik.

Selesai mandi saya segera melangkah menuju ujung ruangan untuk mencari sofa panjang sekaligus mencharging handphone saya. Ternyata sekarang sofa panjang berwarna biru itu menjadi incaran banyak penumpang, berbeda dengan saat saya pertama datang. Bahkan ada satu keluarga yang berbagi tugas untuk mengamankan sofa panjang tersebut. Saya akhirnya tidur di sofa biasa dan bangun tengah malam, melihat kondisi sofa panjang yang ada tempat kosong saya kemudian meneruskan berbaring di sana sampai pagi. 

Digital bartender di SilverKris Changi terminal 2
Setelah selesai mandi saya kemudian beranjak menuju skytrain untuk kembali ke Terminal dan menunggu sebentar di SilverKris lounge dan mencoba mesin digital bartender, berbeda dengan SilverKris lounge Suvarnabhumi yang menghadirkan live bartender. 15 menit sebelum boarding saya berjalan menuju gate F50 sambil melewati konter Irvins yang sudah sold out fish skinnya.

Singapore Airlines A350-900 Singapore - Jakarta Business Class Review
Suasana gate F50 pagi itu
Singapore Airlines A350-900 yang siap mengantar ke Jakarta
Setelah melewati proses screening dengan lancar, hanya duduk menunggu sejenak karena boarding juga tepat waktu. Kabin kelas bisnis Singapore Airlines A350-900 mempunyai konfigurasi 1-2-1 dengan terbagi menjadi 2 bagian kabin. Saya sendiri memilih kursi 21A di mini cabin kelas bisnis. Walaupun kabin ini kurang private karena juga di lewati oleh penumpang kelas ekonomi untuk menuju kabinnya. Kursi terbaik di kabin bisnis pesawat Singapore Airlines A350-900 ini ada di jejeran bagian depan, bulkhead seat. Tapi kursi ini tidak dapat di pilih ketika web check in dan saat check in di bandara Suvarnabhumi saya lupa untuk memilih kursi ini. Mini kabin kelas bisnis pagi itu total di isi oleh 3 orang penumpang.

Seat map mini kabin kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Kursi 21A kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Kursi 21D di kabin kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Kursi 21D kabin kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Penampakan mini kabin kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Lorong kabin kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Saya sendiri merekomendasi jika ingin mencoba kelas bisnis Singapore Airlines lebih baik untuk jarak dekat, karena perbedaannya hanya di durasi penerbangan. Rute jarak dekat maupun jauh tidak memberikan amenities kit dan atau piyama. Berbeda dengan First Class mereka yang memberikan amenities kit dan piyama untuk rute jarak jauh.
Detail kursi kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Detail kursi kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Detail kursi kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Rekatan yang agak "mbenggang" di kursi kelas bisnis Singapore Airlines A350-900, ini ada di beberapa kursi
Detail kursi kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Detail kursi kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Detail kursi kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Detail kursi kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Isi seat pocket kursi kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Kartu petunjuk keselamatan Singapore Airlines A350-900
Setelah handuk hangat dan minuman selamat datang, saya seperti biasa memilih Orange Juice, pramugari datang mengkonfirmasi pesanan special meal saya. Saya juga langsung meminta boneka Beruang Singapore Airlines sebagai souvenir dan Alhamdulillah masih tersedia beruang berbaju merah dengan logo 70 tahun Singapore Airlines.

Boneka beruang suvenir
Kursi bulkhead kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Kursi bulkhead kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Menyambut Natal Singapore Airlines juga menghias kabin pesawat mereka dengan ornament Natal. Kursi kelas bisnis Singapre Airlines terkenal dengan lebarnya, ideal untuk yang bepergian dengan bayi atau anak kecil. Kekurangannya adalah dalam posisi flatbed kita perlu tidur dengan posisi serong, kecuali di kursi bulkhead. Kursinya sendiri nyaman untuk perjalanan jarak jauh, TV yang di sediakan juga lebar meskipun belum menggunakan tekhnologi layar sentuh. Inflight Entertainment juga komplet. 

Amenities di toilet kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Washtafel di kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
WC duduk kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Full set amenities kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Saatnya inspeksi toilet, Seperti pesawat Singapore Airlines rute lain toiletnya juga lengkap dengan amenities, dari parfum, face spray, dental kit. Well done!
Menu light lunch kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Menu lunch kelas bisnis Singapore Airlines A350-900
Saatnya makan, seperti biasa pemesan special meals akan di dahulukan. Hanya saja karena duduk di belakang kabin saya tidak kebagian garlic bread. Saya memesan Roast Lamb Chop ini berdasar rekomendasi dari teman-teman, dan rasanya maknyusss! Daging domba New Zealand nya empuk, gurih! Menu ini langsung jadi favorit saya sekarang.

Penampakan Roast Lamb Chop pesanan saya dari Book The Cook kelas bisnis Singapore Airline
Ketika request minuman lagi saya meminta coklat panas, dan mereka tidak menyediakannya sehingga di ganti dengan Milo panas, dan ini juga kebanyakan air sehingga encer. Penerbangan selama 1 jam 50 menit ini di akhiri dengan pesawat mendarat dengan mulus dan tepat waktu di Jakarta.

Kesimpulan

Pengalaman menyenangkan terbang dengan Singapore Airlines, makanan dan kru cukup oke untuk penerbangan kali ini.

Apakah kamu pernah terbang dengan kelas bisnis Singapore Airlines A350-900? Bagaimana kesanmu?

Selasa, 20 Maret 2018

The Green Market Singapore Changi Review

Mengejar Sang Ratu Angkasa: Perkenalan
Mengejar Sang Ratu Angkasa: Strategi
Youniq Hotel Kuala Lumpur International Airport Review
Cathay Pacific Kuala Lumpur International Airport Lounge Review
Malaysia Airlines Golden Lounge Regional Kuala Lumpur International Airport Review
Malaysia Airlines A350-900 Kuala Lumpur - Bangkok Business Class Review
Aranta Hotel Suvarnabhumi Review
Eva Air Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Singapore Airlines SilverKris Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Thai Airways Royal Silk Lounge Suvarnabhumi Bangkok Review
Thai Airways B747 Bangkok - Singapore Business Class Review
The Green Market Singapore Changi Review
Singapore Airlines A350-900 Singapore - Jakarta Business Class Review
Best Western Premier The Hive Review
Batik Air A320 Jakarta Yogyakarta Business Class Review



Begitu mendarat di Changi terminal 1 saya langsung menaiki Skytrain untuk menuju terminal 2. Saya sempat sejenak berkunjung ke SilverKris Lounge kelas bisnis yang malam itu penuh dengan para penumpang. Menurut saya SilverKris lounge terminal 2 sudah agak ketinggalan jaman perlu di renovasi sesuai jaman now.
Tampak depan The Green Market Changi
The Green Market letaknya agak mblusuk, di lantai 2, dengan neon sign besar TGM terpampang di atas konter kasir. Saya segera mengeluarkan kartu CIMB JCB Ultimate saya yang kemudian di gesek oleh mbak kasir. Selain dengan kartu kredit terbitan JCB, The Green Market juga dapat di akses dengan kartu Priority Pass. Mulai tahun 2018 priveledge akses lounge untuk kartu JCB di bandara Changi Singaapore dan Suvarnabhumi Bangkok di batasi maksimal 2x dalam setahun.
Teko buat refill teh dan deretan penghargaan The Green Market Changi
Deretan piala The Green Market Changi
Variasi kursi di The Green Market Changi
Variasi kursi di The Green Market Changi
Variasi kursi di The Green Market Changi
Sedikit penampakan dapur The Green Market Changi
Saya sendiri kemudian memilih menu Salmon-Butteryaki Bento Set, dan duduk di kursi yang di tunjukkan oleh pelayan, segera setelahnya di sediakan segelas Ocha, teh hijau Jepang. Selain kursi makan biasa juga terdapat kursi dg style bar, dan kursi untuk rombongan. Malam itu selain saya hanya ada 3 orang mbak-mas kantoran yang makan di sana.
Miso soup, nasi dan segelas ocha
Penampakan Salmon-Butteryaki Bento Set
Datang setelah Ocha adalah Miso soup dan nasi, kemudian datang set menu nya dalam kotak bento. Dan rasanya wuenak tenan! Porsinya juga mengenyangkan.

Jatah saya di sini sebenarnya 3 jam, tapi setelah selesai makan tidak dapat lagi yang banyak di lakukan di The Green Market. Karena pada dasarnya ini merupakan restoran dan bukan lounge untuk bersantai. Puas makan, saya kemudian berjalan kaki lagi menuju skytrain untuk mengantarkan saya ke SilverKris Lounge di Terminal 3.

Kesimpulan

Jika kamu suka makanan Jepang, The Green Market dapat di jadikan pilihan, karena rasanya cukup enak dan mengenyangkan.

Apakah kamu pernah makan di The Green Market Singapore? Bagaimana kesanmu?