Minggu, 29 Oktober 2017

Hyatt Regency Tokyo Review

Garuda Indonesia Pengalaman Komplit

Pendahuluan: Tiket First Class Khilaf dari Garuda
Garuda Indonesia Bombardier CRJ-1000: Jogja - Denpasar, Bali Economy Class Flight Review
BnB Style Hotel Seminyak Bali Review
Garuda Indonesia First Class Denpasar Narita Before Flight
Garuda Indonesia First Class Denpasar Ground Service And Lounge Review
Garuda Indonesia First Class Denpasar Narita Flight Review
Sakura Hotel Jimbocho Review
Juyoh Hotel Review
APA Hotel Tsukiji Review 
Garuda Indonesia Jakarta – Yogyakarta Business Class Review

Hotel terakhir yang saya inapi di Tokyo. Saya sendiri menginap gratis di hotel ini dengan redeem voucher dari kartu kredit HSBC. Untuk mencapai hotel ini saya mulai dari stasiun JR Shinjuku, dan saya perlu jalan kaki selama10 menit. Cara lainnya adalah dari Stasiun Shinjuku adalah dengan keluar melalui west exit kemudian naik shuttle bus gratis yang di sediakan oleh Hyatt Regency. Bus ini parkirnya di depan Odakyu Halc department store dengan tanda bus stop no 35, bus akan berhenti tepat  di depan hotel, yang perlu di ingat shuttle bus ini hanya beroperasi jam 8 pagi sampai jam 9 malam, dengan interval setiap 20 menit sekali. Alternatif lain adalah via Oedo subway line dan berhenti Tochomae station tapi ini juga masih perlu naik tangga dan jalan kaki lumayan jauh dari dalam stasiunnya.

Bus stop nomor 35

Penampakan shuttle bus Hyatt Regency Tokyo

Papan nama Hyatt Regency Tokyo

Halaman depan Hyatt Regency Tokyo
Hyatt regency merupakan hotel tua dengan kondisi gedung yang masih terawat. Saya sendiri masuk dari basement yang ternyata di isi meeting room untuk kemudian naik eskalator ke lobby. Lobby Hyatt sendiri luas karena juga di isi oleh restoran dan toko kue (?). Proses check in berjalan lancar, dan karena saya datang sekitar pukul 10 pagi maka saya menitip koper dan ransel saya. Penitipan tas dan koper tidak mempunyai sebuah ruang khusus hanya di taruh di pojokan dengan pengamanan di ikat dengan tali dan di ujungnya di berikan tanda pengenal.
Lobby Hyatt Regency Tokyo
Setelah jalan-jalan di area Shinjuku saya kembali ke Hotel sekitar jam 3 sore, di resepsionis saya open credit card sebagai jaminan dan di berikan kunci kamar sekalian saya memesan limousine bus untuk ke bandara haneda ke esokan harinya. Kamar saya terletak di lantai 21, menggunakan lift dengan pengaman kartu yang juga berfungsi sebagai kunci kamar. 

Memasuki kamar dengan ukuran paling luas dari hotel yang saya inapi sebelumnya, ternyata Kartu hanya berfungsi sebagai kunci kamar, karena jaringan listrik di kamar masih memakai cara jadul dengan menggunakan tombol saklar. Meskipun jadul cara seperti ini memungkinkan saya untuk tetap mencharge gadget ketika keluar kamar karena listrik masih terus menyala.
Kasur di Hyatt Regency Tokyo

Working space Hyatt Regency Tokyo

Minuman beralkohol di kamar Hyatt Regency Tokyo

Minibar Hyatt Regency Tokyo

Kamar saya mempunyai view hutan beton Shinjuku.

Room view Hyatt Regency Tokyo
Kamar mandi yang cukupan luasnya dengan bathtub model kuno,  kloset futuristic khas Jepang, amenities menggunakan Pharmacopia.
Bathtub dan Shower Hyatt Regency Tokyo

Amenities Hyatt Regency Tokyo

Terletak di area sekitar Shinjuku membuat hotel ini dekat dengan tempat makan dan minum. Bahkan di seberang pintu keluar basement hotel terdapat minimarket Seven Eleven. Gedung Tokyo Metropolitan Government tempat gratisan untuk melihat Tokyo dari ketinggian juga hanya 5 menit jalan kaki.

Malam terakhir di Tokyo saya tidur dengan nyenyak. Dan keesokan paginya bangun  dengan segar, saya meninggalkan kamar setengah jam sebelum jadwal limousine bus yang saya pesan.

“Ini Bill yang mesti anda bayar” Senyum resepsionis berkaca mata. Kemudian bill saya periksa dan saya kaget ketika saya masih harus membayar harga kamar dan tiket bus limousine.

“Ini kamar sudah saya bayar di Indonesia melalui travel agen. Dan kemarin ketika check in juga sudah oke, kenapa ini di tagih lagi? Saya tidak mau bayar!”

“Apakah kamu punya buktinya?”

Kemudian saya mengeluarkan kertas konfirmasi yang sudah saya print dan di fotokopi oleh mereka.
Karena jadwal keberangkatan bus saya sudah mepet dan bagian reservasi baru datang jam 9 pagi, sehingga saya terpaksa merelakan kartu kredit saya di otorisasi. Meskipun mereka bilang tidak akan mencharge jika saya benar sudah bayar. Akhirnya tiket bus saya bayar dengan cash, untuk menghindari double charge.
Tagihan dobel dari Hyatt Regency Tokyo
Saya meninggalkan hotel dengan perasaan dongkol. Bagaimana mungkin hotel sekelas Hyatt di Tokyo lagi mempunyai manajemen yang sekelas losmen di Indonesia. Limousine bus berangkat setelah saya masuk. Saya kemudian mengirim email ke Panorama dan mereka mengkonfirmasi jika hotel saya sudah di bayar.

Email dari Hyatt sendiri masuk sore harinya ketika saya sudah sampai di Indonesia dan mereka meminta maaf karena terjadi penagihan lagi pada saat saya check out, dan no credit bonus sebagai compliment.

Kesimpulan
Overall hotel ini mempunyai keunggulan di Lokasi. Apakah saya akan menginap lagi disini? TIDAK! meskipun gratis dengan redeem poin. Karena nila setitik rusak susu sebelangga, karena kesalahan penagihan ulang merusak kesan bagus saya selama di Hyatt.


Apakah kamu tertarik untuk menginap di Hyatt Regency Tokyo?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar