Postingan kali ini merupakan rangkaian perjalanan
umroh murah saya dan akan ada 3 mini review, Prescott hotel
Kuala Lumpur, Golden Lounge Satellite Terminal KLIA dan Kelas Bisnis Malaysia
Airlines A330. Dan seperti review saya yang lain, lebih kepada kesan yang saya dapatkan atau user experience saya terhadap suatu produk.
Prescott Hotel Kuala Lumpur Sentral
|
Suasana kamar di Prescott Hotel Kuala Lumpur |
|
Pemandangan dari kamar Prescott Hotel Kuala Lumpur |
Prescott hotel berlokasi di daerah Kuala Lumpur Sentral, saya booking
dengan harga Rp 147,000 per malam dengan memanfaatkan
diskon dari Traveloka Malaysia, karena berdua dengan teman maka saya hanya perlu membayar Rp 73,500.
Lokasinya lumayan jauh dengan KL Sentral. Kamar meskipun tidak terlalu
luas tapi nyaman, ac dingin, kasur empuk, kamar mandi bersih, cukup oke untuk
sekedar transit satu malam.
Pagi harinya untuk menuju KL Sentral saya bersama seorang
teman naik taksi online dan selanjutnya di sambung dengan kereta KL Transit
menuju ke Stasiun Salak Tinggi. Baru di lanjut menuju ke Kuala Lumpur
International Airport (KLIA). Saya sendiri lupa berapa biaya yang mesti di
keluarkan dengan mengambil rute putus nyambung seperti ini, yang jelas jauh
lebih murah di bandingkan dengan kereta yang langsung menuju KLIA.
Sampai di KLIA saya langsung wrapping koper sekalian untuk
menghabiskan ringgit. Tiket kelas bisnis yang saya dapatkan merupakan hasil
bid upgrade dari kelas ekonomi promo. Saya sendiri hanya mengambil upgrade untuk sekali jalan.
|
Konter check in khusus kelas bisnis Malaysia Airlines di KLIA |
Konter check in kelas bisnis Malaysia Airlines hari itu sepi
dan tidak ada antrian sama sekali. Saya sebelumnya sudah melakukan web check in
dan memprint boarding pass di rumah. Dan ini merupakan kesalahan karena oleh
petugas check in tidak di berikan boarding pass baru, dan saya juga lupa minta,
sehingga tidak ada tambahan untuk koleksi boarding pass saya. Untuk premium pax
nya Malaysia Airlines menyediakan jalur imigrasi khusus yang juga sepi sehingga
saya langsung menuju Golden Lounge di Satellite terminal. Saya sendiri sempat
nyasar muter-muter mencari lokasi Golden Lounge ini yang ternyata tepat di lantai 2, di atas
pemberhentian Skytrain.
Golden Lounge Satellite Terminal KLIA
|
Golden Lounge Satellite Terminal dan pemberhentian Skytrain di bawahnya |
Malaysia Airlines A330 Kuala Lumpur Jeddah Business Class
|
Detail kursi kelas bisnis Malaysia Airlines A330 |
|
Detail kursi kelas bisnis Malaysia Airlines A330 |
|
Detail kursi kelas bisnis Malaysia Airlines A330 |
|
Headphone di kelas bisnis Malaysia Airlines A330 |
|
Isi seat pocket di kursi kelas bisnis Malaysia Airlines A330 |
Selain itu juga
terhidang Malaysia Airlines signature dish, Malaysian Satay. Yang ternyata adalah sate ayam dengan bumbu kacang, rasanya di lidah
saya enak tapi tidak istimewa, lebih enak di banding sate nya Singapore Airlines.
Favorit saya adalah dessert nya, dapat menutup menu makan malam dengan
sempurna.
|
Tampilan Inflight Entertainment kelas bisnis Malaysia Airlines A330 |
Untuk Inflight Entertainment tidak terlalu dapat saya ceritakan
karena sepanjang perjalanan seperti biasa saya hanya menonton info penerbangan. Headphone juga saya biarkan tetap terbungkus plastik.
Ketika waktu tidur saya beranjak ke galley untuk minta agar kursi saya di
setup untuk tidur, dan seorang pramugara dengan gesture kurang ramah akhirnya bersedia
membantu untuk menset kursi saya menjadi flat bed. Fitur pijat yang ada di
kursi juga lumayan berasa, lebih berasa dari pijatannya dibandingkan dengan
kursi kelas bisnis Garuda Indonesia. Sayangnya gambar kursi ketika sudah menjadi full flat bed di kamera saya kurang jelas terlihat karena posisi kabin yang gelap.
|
Amenities kelas bisnis Malaysia Airlines dari Porsche Design |
Untuk penerbangan ini Malaysia Airlines juga menyediakan amenities kit dari Porsche Design. Datang dengan hardcase berwarna ungu, kotak ini berisi perlengkapan standar amenites kit .
|
Acca Kappa di toilet kelas bisnis Malaysia Airlines |
|
Penampakan washtafel kelas bisnis Malaysia Airlines A330 |
|
Bunga yang sudah layu di toilet kelas bisnis Malaysia Airlines A330 |
Bagaimana dengan toiletnya? Tidak terlalu luas tapi kondisinya bersih dengan amenities dari Acca Kappa.
Ketika hampir tiba waktu landing, dan saya pengen mengajak
wefie, salah seorang pramugarinya juga ogah-ogahan, dan dengan terpaksa melakukan
touch up untuk make up nya. Hasilnya wefie dengan senyum yang di paksakan dan ekspresi wajah
ngantuk.
Untuk perjalanan pulangnya saya tidak melakukan bid-upgrade
dan hanya melakukan web check in sehingga dapat memilih kursi 9C di area mini kabin (baris nomor 9 dan 10) yang
saya pikir merupakan kabin premium ekonomi Malaysia Airlines.
|
Seat map kabin premium economy (?) di baris 9-10 Malaysia Airlines A330 |
|
Menu makan malam kelas ekonomi Malaysia Airlines Jeddah Kuala Lumpur |
|
Menu sarapan kelas ekonomi Malaysia Airlines Jeddah Kuala Lumpur |
Perjalanan pulang ini juga merupakan bencana bagi 5 orang teman saya karena
bagasi mereka tidak terangkut dan sampai tulisan ini saya posting masih belum
ada kejelasan di manakah posisi bagasi mereka. Meskipun sudah bolak balik di
follow up.
Kesimpulan
Kursi yang nyaman, makanan yang cukup enak, hanya saja
pramugari/ra pada penerbangan kali ini kurang ramah dan ground handling di
Jeddah yang buruk menjadikan nilai minus.
Apakah kamu pernah naik kelas bisnis Malaysia Airlines A330? Bagaimana kesanmu?
Mantap pak. Itu apakah bid upgrade nya tergantung fare class nya? Misal yang terendah tidak bisa ikut bid tapi ekonomi dengan fare class lebih tinggi bisa? Lalu apakah mileage yang diperoleh mileage kelas bisnis yang berkisar 125-150% atau tetap ekonomi yang sampai dengan 100%? Makasih infonya.
BalasHapusSaya tidak tahu persis mas, fare saya jelas rendah banget karena kul-jed pp hanya idr 1,3 juta-an. Untuk miles saya juga tidak dapat menjawab, karena saya memilih untuk mengkreditkan di asia miles dan sampai saat ini tidak ada tambahan miles dari penerbangan tsb.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Hapus