Minggu, 07 Januari 2018

Malaysia Airlines A330 Kuala Lumpur Jeddah Business Class Review

Postingan kali ini merupakan rangkaian perjalanan umroh murah saya dan akan ada 3 mini review, Prescott hotel Kuala Lumpur, Golden Lounge Satellite Terminal KLIA dan Kelas Bisnis Malaysia Airlines A330. Dan seperti review saya yang lain, lebih kepada kesan yang saya dapatkan atau user experience saya terhadap suatu produk.

Prescott Hotel Kuala Lumpur Sentral
Suasana kamar di Prescott Hotel Kuala Lumpur
Pemandangan dari kamar Prescott Hotel Kuala Lumpur
Prescott hotel berlokasi di daerah Kuala Lumpur Sentral, saya booking dengan harga Rp 147,000 per malam dengan memanfaatkan diskon dari Traveloka Malaysia, karena berdua dengan teman maka saya hanya perlu membayar Rp 73,500. Lokasinya lumayan jauh dengan KL Sentral. Kamar meskipun tidak terlalu luas tapi nyaman, ac dingin, kasur empuk, kamar mandi bersih, cukup oke untuk sekedar transit satu malam.

Pagi harinya untuk menuju KL Sentral saya bersama seorang teman naik taksi online dan selanjutnya di sambung dengan kereta KL Transit menuju ke Stasiun Salak Tinggi. Baru di lanjut menuju ke Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Saya sendiri lupa berapa biaya yang mesti di keluarkan dengan mengambil rute putus nyambung seperti ini, yang jelas jauh lebih murah di bandingkan dengan kereta yang langsung menuju KLIA.

Sampai di KLIA saya langsung wrapping koper sekalian untuk menghabiskan ringgit. Tiket kelas bisnis yang saya dapatkan merupakan hasil bid upgrade dari kelas ekonomi promo. Saya sendiri hanya mengambil upgrade untuk sekali jalan. 
Konter check in khusus kelas bisnis Malaysia Airlines di KLIA
Konter check in kelas bisnis Malaysia Airlines hari itu sepi dan tidak ada antrian sama sekali. Saya sebelumnya sudah melakukan web check in dan memprint boarding pass di rumah. Dan ini merupakan kesalahan karena oleh petugas check in tidak di berikan boarding pass baru, dan saya juga lupa minta, sehingga tidak ada tambahan untuk koleksi boarding pass saya. Untuk premium pax nya Malaysia Airlines menyediakan jalur imigrasi khusus yang juga sepi sehingga saya langsung menuju Golden Lounge di Satellite terminal. Saya sendiri sempat nyasar muter-muter mencari lokasi Golden Lounge ini yang ternyata tepat di lantai 2, di atas pemberhentian Skytrain.

Golden Lounge Satellite Terminal KLIA
Golden Lounge Satellite Terminal dan pemberhentian Skytrain di bawahnya
Lounge kelas bisnis juga (lagi-lagi) sepi. Di sini saya bertemu dengan 3 teman umroh yang juga naik kelas bisnis dengan bid upgrade. Cukup luas dan komplit fasilitas yang di sediakan, ada nap room, gaming room, workstation, musholla, shower room. Untuk buffet spread juga lumayan lengkap dan di sediakan koki untuk beberapa menu.

Penampakan salah satu dari 3 ruang untuk nap room
Variasi jenis kursi di Golden Lounge Satellite terminal KLIA
Variasi jenis kursi di Golden Lounge Satellite terminal KLIA
Variasi jenis kursi di Golden Lounge Satellite terminal KLIA
Ruang untuk bermain anak-anak di Golden Lounge Satellite terminal KLIA
Gaming room di Golden Lounge Satellite terminal KLIA
Washtafel di Golden Lounge Satellite terminal KLIA
Penampakan WC duduk di Golden Lounge Satellite terminal KLIA
Untuk akses ke shower room kita perlu meninggalkan boarding pass ke penjaganya. Shower room juga lumayan bersih, pancurannya juga mempunyai air panas yang pas. Hanya saja Golden lounge Satellite terminal ini masih terkesan kuno untuk interiornya, kurang jaman now. Saat ini Golden lounge Satellite terminal ini sedang di renovasi dan di jadwalkan selesai pada akhir bulan Januari 2018.

Malaysia Airlines A330 Kuala Lumpur Jeddah Business Class

Kelar menjalani ritual bebersih saya menuju gate yang ternyata lumayan jauh, bertemu dengan teman-teman rombongan umroh yang lain. Screening dan Boarding juga berjalan tepat waktu serta lancar dan saat itu ada 6 penumpang kelas bisnis. Untuk rute Kuala Lumpur – Jeddah Malaysia Airlines menggunakan pesawat A330 dengan kursi kelas bisnis baru dengan konfigurasi dapat di lihat di gambar.
Seat map kabin kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Kabin kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Kursi saya di 1K
Kursi di belakang saya, 2H-2K
Tampak samping kursi saya di 1K
Penampakan LCD Monitor di 1K
Barisan depan kursi kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Overhead cabin di kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Desain kursi ini juga di gunakan kelas bisnis pesawat A350 mereka yang baru datang di bulan Desember 2017. Saya sendiri memilih duduk di kursi favorit untuk solo traveler di 1K yang berposisi di bulkhead. Karena banyak kursi yang kosong maka ketika makan saya berpindah ke kursi 1G. 
Detail kursi kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Detail kursi kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Detail kursi kelas bisnis Malaysia Airlines A330

Headphone di kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Isi seat pocket di kursi kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Ketika tiba waktu makan saya pesan Braised Lamb Shank, ternyata menu ini jumlahnya terbatas dan karena saya duduk di bagian depan Alhamdulillah masih kebagian. Teman yang duduk di kursi belakang saya terpaksa gigit jari karena tidak kebagian.

Kacang dan minuman selamat datang
Malaysian Satay atau sate ayam ala Malaysia
Menu makan sore di kelas bisnis Malaysia Airlines A330 Kuala Lumpur Jeddah
Menu utama makan sore di kelas bisnis Malaysia Airlines A330 Kuala Lumpur Jeddah
Menu penutup makan sore di kelas bisnis Malaysia Airlines A330 Kuala Lumpur Jeddah
Menu makan malam di kelas bisnis Malaysia Airlines A330 Kuala Lumpur Jeddah
Menu utama makan malam di kelas bisnis Malaysia Airlines A330 Kuala Lumpur Jeddah
Menu penutup makan malam di kelas bisnis Malaysia Airlines A330 Kuala Lumpur Jeddah
Permen coklat yang di berikan sebelum landing
Selain itu juga terhidang Malaysia Airlines signature dish, Malaysian Satay. Yang ternyata adalah sate ayam dengan bumbu kacang, rasanya di lidah saya enak tapi tidak istimewa, lebih enak di banding sate nya Singapore Airlines. Favorit saya adalah dessert nya, dapat menutup menu makan malam dengan sempurna.
Tampilan Inflight Entertainment kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Untuk Inflight Entertainment tidak terlalu dapat saya ceritakan karena sepanjang perjalanan seperti biasa saya hanya menonton info penerbangan. Headphone juga saya biarkan tetap terbungkus plastik.

Ketika waktu tidur saya beranjak ke galley untuk minta agar kursi saya di setup untuk tidur, dan seorang pramugara dengan gesture kurang ramah akhirnya bersedia membantu untuk menset kursi saya menjadi flat bed. Fitur pijat yang ada di kursi juga lumayan berasa, lebih berasa dari pijatannya dibandingkan dengan kursi kelas bisnis Garuda Indonesia. Sayangnya gambar kursi ketika sudah menjadi full flat bed di kamera saya kurang jelas terlihat karena posisi kabin yang gelap.
Amenities kelas bisnis Malaysia Airlines dari Porsche Design
Untuk penerbangan ini Malaysia Airlines juga menyediakan amenities kit dari Porsche Design. Datang dengan hardcase berwarna ungu, kotak ini berisi perlengkapan standar amenites kit .
Acca Kappa di toilet kelas bisnis Malaysia Airlines
Penampakan washtafel kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Bunga yang sudah layu di toilet kelas bisnis Malaysia Airlines A330
Bagaimana dengan toiletnya? Tidak terlalu luas tapi kondisinya bersih dengan amenities dari Acca Kappa.

Ketika hampir tiba waktu landing, dan saya pengen mengajak wefie, salah seorang pramugarinya juga ogah-ogahan, dan dengan terpaksa melakukan touch up untuk make up nya. Hasilnya wefie dengan senyum yang di paksakan dan ekspresi wajah ngantuk. 

Untuk perjalanan pulangnya saya tidak melakukan bid-upgrade dan hanya melakukan web check in sehingga dapat memilih kursi 9C di area mini kabin (baris nomor 9 dan 10) yang saya pikir merupakan kabin premium ekonomi Malaysia Airlines.

Seat map kabin premium economy (?) di baris 9-10 Malaysia Airlines A330
Menu makan malam kelas ekonomi Malaysia Airlines Jeddah Kuala Lumpur
Menu sarapan kelas ekonomi Malaysia Airlines Jeddah Kuala Lumpur
Perjalanan pulang ini juga merupakan bencana bagi 5 orang teman saya karena bagasi mereka tidak terangkut dan sampai tulisan ini saya posting masih belum ada kejelasan di manakah posisi bagasi mereka. Meskipun sudah bolak balik di follow up.

Kesimpulan

Kursi yang nyaman, makanan yang cukup enak, hanya saja pramugari/ra pada penerbangan kali ini kurang ramah dan ground handling di Jeddah yang buruk menjadikan nilai minus.

Apakah kamu pernah naik kelas bisnis Malaysia Airlines A330? Bagaimana kesanmu?

3 komentar:

  1. Mantap pak. Itu apakah bid upgrade nya tergantung fare class nya? Misal yang terendah tidak bisa ikut bid tapi ekonomi dengan fare class lebih tinggi bisa? Lalu apakah mileage yang diperoleh mileage kelas bisnis yang berkisar 125-150% atau tetap ekonomi yang sampai dengan 100%? Makasih infonya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tidak tahu persis mas, fare saya jelas rendah banget karena kul-jed pp hanya idr 1,3 juta-an. Untuk miles saya juga tidak dapat menjawab, karena saya memilih untuk mengkreditkan di asia miles dan sampai saat ini tidak ada tambahan miles dari penerbangan tsb.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus